puisi cinta

Sabtu, 23 April 2011

puisi mang sulkan: membacamu

puisi mang sulkan: membacamu: "sajak sajak ditubuhmu kubaca pada detik detik malam terpanjang ketika tanganmu belum sempat memetik cinta ketika hatimu hanya berisi kasi..."

membacamu

sajak sajak ditubuhmu
kubaca pada detik detik malam terpanjang
ketika tanganmu belum sempat memetik cinta
ketika hatimu hanya berisi kasih sayang ayah dan bunda

sebulir cahayamu jatuh dimata
membasuhi lapisan hati dan jiwaku
darah darahpun memuja mengagumi keindahanmu
yang masih dalam kesucian jiwa

puisi mang sulkan: empat belas hari

puisi mang sulkan: empat belas hari: "dalam kamar menghitung hari digerbang nasib tak pernah kulihat bayangan sendiri waktu berlalu,hari terus berganti penantian tak pernah ad..."

empat belas hari

dalam kamar menghitung hari
digerbang nasib tak pernah kulihat bayangan sendiri
waktu berlalu,hari terus berganti
penantian tak pernah ada dalam hati

pada angin kukirimkan salam
pada waktu kukirimkan puisi
aku tak bisa melakukan itu dengan sendiri
karena dia takpernah terekamdimataku

14 hari
bayangnya tak pernah kudapati
rindu membebat hari hariku
rasanya,entah dimana aku

Minggu, 17 April 2011

kenangan lama

puisi mang sulkan: kenangan lama: "angin berhembus lemah lembut diruang angkasa awan bertabut sebab malam sudah larut sedang dirimu lelap dibawah selimut terbayang wajahmu k..."

kenangan lama

angin berhembus lemah lembut
diruang angkasa awan bertabut
sebab malam sudah larut
sedang dirimu lelap dibawah selimut

terbayang wajahmu kala berseri
dalam bayangan rupamu melambai
tinggalah aku sunyi sendiri 
rindu hening terlalu kejam membelai

puisi mang sulkan: senyummu

puisi mang sulkan: senyummu: "senyummu mengykir kebahagia'an dihatiku persis dihari yang lalu nafasku membawamu masuk dalam diriku kemudian larut dalam hati dan menjadi a..."

senyummu

senyummu
mengukir kebahagia'an dihatiku
persis dihari yang lalu
nafasku membawamu masuk dalam diriku
kemudian larut dalam hati
dan menjadi air mata

puisi mang sulkan: maknailah aku

puisi mang sulkan: maknailah aku: "bulan bintang menggores canda diantara kita kaupun simpan aku dikehangatan sisimu kita bicara tentang batas senja dan malam yang telah kit..."

maknailah aku

bulan bintang menggores canda diantara kita
kaupun simpan aku dikehangatan sisimu

kita bicara tentang batas senja dan malam
yang telah kita lewati tanpa bicara
kau hanya diam
memberi sejuta makna pada tatapan matamu

kau ciptakan keindahan disetiap perjumpa'an
menabur kenangan disetiap perpisahan
maknailah aku sa'at disisimu
sa'at kau terima aku disisimu

puisi mang sulkan: malamku

puisi mang sulkan: malamku: "hujan mulai tipis menjatuhkan diri kebumi bolehlah aku beranjak nikmati malamku kalaupun yang ada hanya sepi tapi ragamu yang fatamorg..."

puisi mang sulkan: puisi mang sulkan: malamku

puisi mang sulkan: puisi mang sulkan: malamku: "puisi mang sulkan: malamku: 'hujan mulai tipis menjatuhkan diri kebumi bolehlah aku beranjak nikmati malamku kalaupun yang ada hanya sepi t..."

puisi mang sulkan: sa'at kau tiada

puisi mang sulkan: sa'at kau tiada: "aku datang lewat senja sebelum malam membawamu pergi dibawah garis-garis sinar rembulan rasa itu menetes dari wajahmu maka kusemat rasa rind..."

sa'at kau tiada

aku datang lewat senja
sebelum malam membawamu pergi
dibawah garis-garis sinar rembulan
rasa itu menetes dari wajahmu
maka kusemat rasa rindu padamu

dibalik dinding mataku
bayangmu hilang tiada bertepi

sa'at kau tiada terekam oleh mataku
tiada hari yang tersenyum bagiku
tiada waktu yang bicara
tiadalah sandaran aku tuk tertawa

puisi mang sulkan: sahabat

puisi mang sulkan: sahabat: "sahabat masih tersisa airmataku ketika airmatamu membentur kata-kata yang gugup terucap dari bibirmu nasibmu bukan nasibku tapi nasibmu se..."

sahabat

sahabat
masih tersisa airmataku
ketika airmatamu membentur kata-kata
yang gugup terucap dari bibirmu

nasibmu bukan nasibku
tapi nasibmu serupa dengan nasibku
kurasa aku rasa yang kau rasa


kau hiasi hidupmu dengan do'a
mengejar bahagia terjerat nestapa


setiap waktu kau ukir peluhmu seindah pelangi
setiap waktu kau sulam do'amu seindah bintang tersulam dilangit

sahabt
mari meraih pijar mata hari
ulurkan tanganmu
pasti kan kugenggam jarimu

puisi mang sulkan: malamku

puisi mang sulkan: malamku: "hujan mulai tipis menjatuhkan diri kebumi bolehlah aku beranjak nikmati malamku kalaupun yang ada hanya sepi tapi ragamu yang fatamorg..."

malamku

hujan mulai tipis menjatuhkan diri kebumi
bolehlah aku beranjak nikmati malamku
kalaupun yang ada hanya sepi
 tapi ragamu yang fatamorgana dimataku
akan menemaniku sa'at sendiri

genangan airpun menjelma menjadi cermin
meraba tubuhku diatas batu
aku menjadi hitam seperti malam
karena bulan masih enggan melangkah

kuciptakan mimpi dalam sadarku
ia kan datang bersama dewi malam
dan hadirnya hanya untukku
untuk nikmati bulan sehabis hujan

puisi mang sulkan: kau dalam puisi

puisi mang sulkan: kau dalam puisi: "ku'urai tubuhmu lewat pena memaknai hidupmu serupasastra garis demi garis pena menelusuri kertas buta dan meninggalkan jejak yang merilis k..."

kau dalam puisi

ku'urai tubuhmu lewat pena
memaknai hidupmu serupasastra

garis demi garis pena menelusuri kertas buta
dan meninggalkan jejak yang merilis kata kata


helai demi helai asap rokok menyisakan abu
menjadi teman dalam titian penaku
biarlah waktu melantunkan rindu
berpuitis dihati yang sendu

puisi mang sulkan: ibu

puisi mang sulkan: ibu: "ibu serpihan kasihmu bertabur kesuma wangi surga menjuntai dijiwaku serupa semilir bayu nirwana dalam cerita kuhirup wangi dan..."

ibu

ibu
serpihan kasihmu bertabur kesuma wangi surga
menjuntai dijiwaku  
serupa semilir bayu nirwana dalam cerita

kuhirup wangi dan sejuk kasihmu
dengan kedamaian arti hidup bersamamu

ibu
kasihmu tida terbatas
luas menembus batas batas langit tujuh rupa
mengisi segala kehampa'an yang ada
melingsirkan semua penjuru penjuru dunia

ibu
begitu besarnya kasihmu
semua kau tampung kedalam jiwa dan ragaku
padahal tiada kepastian aku kan berbakti kepadamu


surga ada di bawah telapak kakimu
maka aku berbakti padamu
ridhoilah aku
agar tuhan meridoiku
 

Sabtu, 16 April 2011

puisi mang sulkan: puisi mang sulkan: tabir kenangan

puisi mang sulkan: puisi mang sulkan: tabir kenangan: "puisi mang sulkan: tabir kenangan: 'kau membuka tabir merah senja bagiku menyingkap tirai kalbu yang menyimpan berjuta kenangan diantara bat..."

puisi mang sulkan: tabir kenangan

puisi mang sulkan: tabir kenangan: "kau membuka tabir merah senja bagiku menyingkap tirai kalbu yang menyimpan berjuta kenangan diantara batas senja dan malam dari batas itul..."

puisi mang sulkan: beri aku satu malam saja

puisi mang sulkan: beri aku satu malam saja: "pada kenyata'an tak pernah ada pertemuanpun tak selalu berjumpa teriring tetesan airmata membelai sebuah kerinduan cukup beri aku satu mal..."

tabir kenangan

kau membuka tabir merah senja bagiku
menyingkap tirai kalbu
yang menyimpan berjuta kenangan
diantara batas senja dan malam

dari batas itulah aku mengenalmu
kita beradu pandang
yang menciptakan senyum diantara kita

saling bicara tukar cerita
memaksa untuk saling tertawa

hiruplah nafasku agar kau mengerti
stiap kali kau tersenyum untukku
menciptakan kesejukan embun kasih dibatinku

tabir ini hanya untuk kita
jangan kau buka untuk mereka

beri aku satu malam saja

pada kenyata'an tak pernah ada
pertemuanpun tak selalu berjumpa
teriring tetesan airmata
membelai sebuah kerinduan

cukup beri aku satu malam saja
tak sekejap kau bisa tahu
aku hadir sa'at kau lelep
yang merasuk dan menelusuri jiwaku

bulan dan bintang

tiada terpejam mataku terus terbuka
memandang bulan dengan beribu bintang

kucampakan hayalan demi hayalan yang datang
biarkan lamunan dalam angan menggenang

pekat malam semakin panjang
semakin indah permainan bulan dan bintang

andai saja aku yang menjadi bintang
siapa yang menjadi rembulan disana

kubayang bayang gadis elok rupawan
bertiara intan duduk bercumbu asmara
sambil tersenyum memupuk cinta
ditas mahligai dirgantara sana

berawal dari senja

senja berlahan menjelma
temaramnya hari kian menghitam
merekapun'mulai meniadakan diri dari ruang ini
mengosongkan sisi sisiku

tiada tatapan ataupun ucapan
semua hanyut terkubur malam
malam itu hanya aku yang ada
diantara kekosongan dan kehampa'an yang sepah

meski malam waktu itu
membawakan bulan diatas ubun-ubunku
namun tetap saja
aku menjadi yang terasing

disisiku kini hanya ada waktu
ia tak bicara ataupun tertawa
sesekali ia menatapku
ia mencoba membuka pintu masa laluku